Sabtu, 29 Januari 2011

Musik dapat Menyembuhkan Penyakit!!!


      Musik memang ajaib. Ia ternyata nggak hanya mengaduk-aduk perasaan pendengarnya. Selain bisa membuat kita tertawa dan menangis, musik juga bisa menyembuhkan penyakit. Tidak penyakit fisik saja tapi juga penyakit psikis alias mental. Bahkan konon kabarnya, musik bisa menyembuhkan orang gila menjadi normal kembali.


          The magic of music, kita bisa menyebutnya demikian. Musik-musik tertentu mempunyai sihir yang dapat menyenangkan hati dan menenangkan pikiran. Musik memiliki magnet untuk menarik perhatian dan merangsang fungsi otak. Ia juga mudah dimengerti, asyik dinikmati, dan sangat efektif sebagai alat bantu mengingat. Ini yang membuat musik punya pengaruh besar dalam penyembuhan.

          Julius Portnoy, seorang pakar musik seperti yang dijelaskan dalam majalah Gadis, mengatakan kalau musik juga bisa mengubah laju metabolisme tubuh, meningkatkan dan menurunkan tekanan darah serta mempengaruhi energi tubuh. Akibatnya, tubuh yang awalnya tegang bisa sedikit mengendur dan kembali tenang setelah mendengarkan musik yang berirama tenang. Dalam keadaan tenang inilah tubuh kita terangsang untuk menghasilkan hormon endofrin yang membuat diri kita menjadi rileks.

Mau tahu nggak cara musik menyihir dan menyembuhkan pasien-pasiennya?

          Dengan bernyanyi. Menyanyi digunakan untuk membantu orang yang menderita gangguan bicara agar bisa melatih artikulasi dan mengatur pernapasan. Setiap lagu yang dinyanyikan akan membantu mereka mengingat pengucapan kosakata baru. Sementara setiap lirik yang dilafalkan bisa membantu mereka yang mengalami gangguan ingatan.

          Memainkan alat musik. Bermain alat musik bisa membantu mereka yang bermasalah dalam mengontrol emosi. Mempelajari alat musik juga akan membantu mengembangkan kemampuan musikal sekaligus mengembangkan kepercayaan diri, harga diri, dan disiplin.

          Mencipta lagu. Ini berguna untuk mengembangkan rasa kooperatif dan saling berbagi rasa, ide, dan pengalaman. Khusus untuk anak-anak, dengan membuat lagu akan mendorong mereka untuk mengekspresikan diri dan memahami rasa takut.

          Dengarkan musik. Mendengarkan dapat membantu mengembangkan kemampuan kognitif, seperti perhatian dan ingatan. Mendengarkan musik juga membantu mengembangkan imajinasi, perasaan dan membuat pikiran menjadi rileks.

          Oh ya, sihir musik ini tidak hanya bagi orang sakit saja, lho. Tapi juga buat kamu-kamu yang sehat. Biasanya musik digunakan buat orang sehat yang ingin menambah spirit hidup. Ini terbukti dari banyaknya orang yang menggunakan musik sebagai kebutuhan sehari-hari. Misalnya, waktu kita belajar, dalam perjalanan, sampai saat akan tidur.

Senin, 24 Januari 2011

NASKAH PIDATO

DUNIA PENDIDIKAN INDONESIA
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
            Yang terhormat Bp Sukirno selaku Kepala SMA N 1 Sragen. Yang saya hormati guru pembimbing Bahasa Indonesia, Ibu Woro Tri Marheningsih serta teman – teman yang saya sayangi dan saya banggakan. Marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah mempertemukan kita semua di ruangan ini dalam keadaan sehat wal afiat. Sebelumnya saya ucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah mendukung saya dan terutama pada Ibu Woro Tri Marheningsih, yang telah menjelaskan kepada saya dan teman-teman bagaimana cara membuat pidato. Tema yang saya ambil dalam pidato kali ini adalah Pendidikan dengan judul “ Dunia Pendidikan Indonesia ”. Saya memaparkan hal ini bertujuan agar kita semua mengetahui bagaimanakah sebenarnya kondisi dunia pendidikan yang ada di negara kita tercinta, Indonesia.
            Pendidikan adalah proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan untuk dirinya dan masyarakat. Salah satu dasar utama dalam pendidikan adalah untuk mengajar kebudayaan melewati generasi.
            Pendidikan biasanya berawal pada saat seorang bayi dilahirkan dan berlangsung seumur hidup. Bagi sebagian orang yang telah berpengalaman, kehidupan sehari – hari lebih berarti daripada pendidikan formal. Seperti kata Mark Twain, "Saya tidak pernah membiarkan sekolah mengganggu pendidikan saya". Anggota keluarga biasanya mempunyai peran pengajaran yang amat mendalam. Bahkan lebih mendalam dari yang kita sadari, walaupun pengajaran anggota keluarga berjalan secara tidak resmi.
            Dalam pendidikan terdapat dua hal penting yaitu aspek kognitif (berpikir) dan aspek afektif (merasa). Sebagai ilustrasi, saat kita mempelajari sesuatu maka di dalamnya tidak saja proses berpikir yang ambil bagian tapi juga ada unsur – unsur yang berkaitan dengan perasaan seperti semangat, suka dan lain-lain. Substansi pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara adalah membebaskan manusia dan menurut Drikarya adalah memanusiakan manusia.
            Lalu bagaimana dengan pendidikan di Indonesia? Apakah pendidikan di Indonesia memperhatikan permasalahan detail seperti ini? Inilah salah satu kesalahan terbesar metode pendidikan yang dikembangkan di Indonesia. Pendidikan kita sangat tidak memperhatikan aspek afektif (merasa), sehingga kita hanya tercetak sebagai generasi – generasi yang pintar tapi tidak memiliki karakter – karakter yang dibutuhkan oleh bangsa ini.
            Kesalahan keduanya adalah sistem pendidikan yang top – down atau dari atas kebawah. Freire menyebutnya dengan banking – system. Dalam artian peserta didik dianggap sebagai safe – deposit – box dimana guru mentransfer bahan ajaran kepada peserta didik. Jadi peserta didik hanya menampung apa yang disampaikan guru tanpa mencoba untuk berpikir lebih jauh tentang apa yang diterimanya. Dalam istilah bahasa arab pendidikan seperti ini dikatakan sebagai taqlid. Artinya menerima atau mengikuti apa saja yang dikatakan oleh para pendidik. Dan ini tidak sejalan dengan substansi pendidikan yang membebaskan manusia, sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara. Kesalahan ketiga adalah saat ini banyak terjadi penyempitan makna dari pendidikan itu sendiri ketika istilah – istilah industri mulai meracuni istilah pendidikan. Hal ini ditandai dengan bergantinya manusia menjadi Sumber Daya Manusia (SDM).
            Banyak sekali masalah pendidikan yang terjadi di Indonesia saat ini. Apa saja masalah tersebut? Masalah tersebut antara lain adalah :
Ø Negara belum mampu melaksanakan amanat UUD 1945 yaitu tentang 20% APBN untuk pendidikan.
Ø Sarana dan prasarana pendidikan yang kurang mendukung.
Ø Keprofesionalan guru yang rendah.
Ø Pendidikan dijadikan sebagi komoditas politik dalam pilkada-pilkada yang ditandai dengan adanya kampanye pendidikan gratis.
Ø Belum meratanya pendidikan yang layak bagi seluruh daerah diIndonesia.
Ø Kurikulum hanya jadi ajang trial & error ( selalu berubah - ubah ).
Ø Link antara sekolah dan dunia nyata yang tidak sejalan terutama pada sekolah – sekolah umum.
Ø Infrastruktur yang buruk.
Ø Birokrasi yang berbelit.
Ø Kapitalisme pendidikan.
            Saya akan menjelaskan sedikit tentang masalah – masalah diatas. Untuk mengatasi berbagai kekurangan ini, pemerintah telah mengupayakan berbagai hal agar kualitas pendidikan di Indonesia bisa berkembang dan maju.
            Pendidikan Indonesia selalu gembar – gembor tentang kurikulum baru yang katanya lebih oke, lebih tepat sasaran, lebih kebarat-baratan atau apapun. Di balik perubahan kurikulum yang terus-menerus, yang kadang kita tidak mengerti apa maksudnya, ada elemen yang benar-benar terlupakan, yaitu guru. Guru di Indonesia hanya 60% saja yang layak mengajar. Sisanya masih perlu pembenahan. Kenapa hal itu terjadi? Tak lain tak bukan karena kurangnya pembinaan terhadap kurikulum baru.
            Guru, digugu dan ditiru. Masihkah slogan itu berlaku? atau hanya sebagai slogan klise yang sudah kuno? Murid sekarang saja sedikit yang menghargai gurunya. Demikian juga pemerintah, banyak yang memandang rendah terhadap guru, sehingga orang pun tidak termotivasi menjadi guru. Padahal, tanpa sosok Oemar Bakri ini, tidak akan ada yang namanya Habibi.
            Yang tidak bisa dilupakan adalah Indonesia dihadapkan pada kasus yang mencoreng nama pendidikan. Kasus jual beli gelar yang dipraktekkan oleh IMGI. Cara memperoleh gelar ini sangatlah mudah, anda tinggal menyetor 10 – 25 juta dan anda dengan mudah sudah mendapatkan gelar yang anda inginkan. Tinggal pilih, apakah S1, S2, atau S3. Benar-benar memprihatinkan. Dan tidak tanggung – tanggung yang pernah membeli gelar dari IMGI ini sekitar 5000 orang. Ini adalah protet buram masyarakat Indonesia yang terlalu memuja gelar melampaui batas.
Sudah menjadi rahasia umum jika pendidikan di Indonesia sekarang sangat mahal. Masuk TK saja bisa mencapai ratusan ribu maupun jutaan rupiah, belum lagi kalau masuk SD – SMP – SMA – Universitas yang favorit. Kalau dihitung, seseorang yang masuk TK sampai dengan universitas yang favorit akan menghabiskan 100 juta lebih. Padahal Malaysia, Jerman, bahkan Kuba sekalipun bisa membuat pendidikannya sangat murah dan dapat diakses oleh sebagian besar lapisan masyarakatnya. Lalu bagaimana caranya agar pendidikan di Indonesia bisa murah? Ini bukan persoalan gampang dan jelas butuh pemikiran mendalam.
            Jika kita bandingkan dengan negara – negara tetangga, maka dalam dunia pendidikan, Indonesia masih harus belajar banyak. Padahal pada waktu tahun 70an sampai 80an keadaan pendidikan di Indonesia dan Malaysia tidak begitu berbeda dan beberapa guru dari Indonesia dibawa ke Malaysia untuk membantu. Sekarang pendidikan di Malaysia sudah termasuk yang paling baik di dunia. Tetapi bagaimana dengan perkembangan pendidikan di Indonesia? Bisa dikatakan bahwa pendidikan di Indonesia sama sekali tidak mengalami kemajuan.
            . Satu – satunya jalan untuk mencerdaskan bangsa adalah dengan meningkatkan pendidikan demi untuk menjadikan bangsa yang cerdas melalui sistem pendidikan nasional yang menyeluruh dan terencana. Selama manusianya cerdas maka ia mempunyai kebijakan dan kebajikan dalam jiwanya. Semuanya baru dapat terwujud melalui pendidikan yang tertata rapi. Pendidikan yang mampu mencerdaskan, menguasai sains dan teknologi. Itulah nanti yang akan mengubah bangsa Indonesia menjadi Indonesia baru.
            Jadi kita sebagai generasi penerus harus memikirkan bagaimana dunia pendidikan Indonesia kedepannya. Karena kitalah yang harus menumbuhkan jiwa independensi, menggerakkan pernyataan diri dan para pendidik, mengajar siswa untuk hidup dalam harmoni dengan menghargai adanya perbedaan. Ke depannya, sistem pendidikan harus berubah dari instruksional menjadi motivasional berprestasi, berkreasi, dan berbudi pekerti. Pastinya kita semua tidak akan mau melihat Negara kita tercinta terus terpuruk dalam keterbelakangan dunia pendidikan bukan? Maka dari itu mulai sekarang kita harus mulai memikirkan mau dibawa kemana nantinya pendidikan Indonesia ini? Menjadikan dunia pendidikan kita sukses, bermutu tinggi serta dapat terjangkau oleh berbagai kalangan. Tentunya hal itu tidak mudah tapi itulah yang menjadi PR untuk kita semua. Teruslah berusaha dan jangan mudah menyerah dalam memajukan kwalitas dunia pendidikan Indonesia. Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga bermanfaat bagi kita semua. Mohon maaf apabila ada kesalahan dan kekurangan dari apa yang telah saya sampaikan. Sekian dan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr Wb.
DUNIA PENDIDIKAN INDONESIA
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
            Yang terhormat Bp Sukirno selaku Kepala SMA N 1 Sragen. Yang saya hormati guru pembimbing Bahasa Indonesia, Ibu Woro Tri Marheningsih serta teman – teman yang saya sayangi dan saya banggakan. Marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah mempertemukan kita semua di ruangan ini dalam keadaan sehat wal afiat. Sebelumnya saya ucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah mendukung saya dan terutama pada Ibu Woro Tri Marheningsih, yang telah menjelaskan kepada saya dan teman-teman bagaimana cara membuat pidato. Tema yang saya ambil dalam pidato kali ini adalah Pendidikan dengan judul “ Dunia Pendidikan Indonesia ”. Saya memaparkan hal ini bertujuan agar kita semua mengetahui bagaimanakah sebenarnya kondisi dunia pendidikan yang ada di negara kita tercinta, Indonesia.
            Pendidikan adalah proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan untuk dirinya dan masyarakat. Salah satu dasar utama dalam pendidikan adalah untuk mengajar kebudayaan melewati generasi.
            Pendidikan biasanya berawal pada saat seorang bayi dilahirkan dan berlangsung seumur hidup. Bagi sebagian orang yang telah berpengalaman, kehidupan sehari – hari lebih berarti daripada pendidikan formal. Seperti kata Mark Twain, "Saya tidak pernah membiarkan sekolah mengganggu pendidikan saya". Anggota keluarga biasanya mempunyai peran pengajaran yang amat mendalam. Bahkan lebih mendalam dari yang kita sadari, walaupun pengajaran anggota keluarga berjalan secara tidak resmi.
            Dalam pendidikan terdapat dua hal penting yaitu aspek kognitif (berpikir) dan aspek afektif (merasa). Sebagai ilustrasi, saat kita mempelajari sesuatu maka di dalamnya tidak saja proses berpikir yang ambil bagian tapi juga ada unsur – unsur yang berkaitan dengan perasaan seperti semangat, suka dan lain-lain. Substansi pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara adalah membebaskan manusia dan menurut Drikarya adalah memanusiakan manusia.
            Lalu bagaimana dengan pendidikan di Indonesia? Apakah pendidikan di Indonesia memperhatikan permasalahan detail seperti ini? Inilah salah satu kesalahan terbesar metode pendidikan yang dikembangkan di Indonesia. Pendidikan kita sangat tidak memperhatikan aspek afektif (merasa), sehingga kita hanya tercetak sebagai generasi – generasi yang pintar tapi tidak memiliki karakter – karakter yang dibutuhkan oleh bangsa ini.
            Kesalahan keduanya adalah sistem pendidikan yang top – down atau dari atas kebawah. Freire menyebutnya dengan banking – system. Dalam artian peserta didik dianggap sebagai safe – deposit – box dimana guru mentransfer bahan ajaran kepada peserta didik. Jadi peserta didik hanya menampung apa yang disampaikan guru tanpa mencoba untuk berpikir lebih jauh tentang apa yang diterimanya. Dalam istilah bahasa arab pendidikan seperti ini dikatakan sebagai taqlid. Artinya menerima atau mengikuti apa saja yang dikatakan oleh para pendidik. Dan ini tidak sejalan dengan substansi pendidikan yang membebaskan manusia, sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara. Kesalahan ketiga adalah saat ini banyak terjadi penyempitan makna dari pendidikan itu sendiri ketika istilah – istilah industri mulai meracuni istilah pendidikan. Hal ini ditandai dengan bergantinya manusia menjadi Sumber Daya Manusia (SDM).
            Banyak sekali masalah pendidikan yang terjadi di Indonesia saat ini. Apa saja masalah tersebut? Masalah tersebut antara lain adalah :
Ø Negara belum mampu melaksanakan amanat UUD 1945 yaitu tentang 20% APBN untuk pendidikan.
Ø Sarana dan prasarana pendidikan yang kurang mendukung.
Ø Keprofesionalan guru yang rendah.
Ø Pendidikan dijadikan sebagi komoditas politik dalam pilkada-pilkada yang ditandai dengan adanya kampanye pendidikan gratis.
Ø Belum meratanya pendidikan yang layak bagi seluruh daerah diIndonesia.
Ø Kurikulum hanya jadi ajang trial & error ( selalu berubah - ubah ).
Ø Link antara sekolah dan dunia nyata yang tidak sejalan terutama pada sekolah – sekolah umum.
Ø Infrastruktur yang buruk.
Ø Birokrasi yang berbelit.
Ø Kapitalisme pendidikan.
            Saya akan menjelaskan sedikit tentang masalah – masalah diatas. Untuk mengatasi berbagai kekurangan ini, pemerintah telah mengupayakan berbagai hal agar kualitas pendidikan di Indonesia bisa berkembang dan maju.
            Pendidikan Indonesia selalu gembar – gembor tentang kurikulum baru yang katanya lebih oke, lebih tepat sasaran, lebih kebarat-baratan atau apapun. Di balik perubahan kurikulum yang terus-menerus, yang kadang kita tidak mengerti apa maksudnya, ada elemen yang benar-benar terlupakan, yaitu guru. Guru di Indonesia hanya 60% saja yang layak mengajar. Sisanya masih perlu pembenahan. Kenapa hal itu terjadi? Tak lain tak bukan karena kurangnya pembinaan terhadap kurikulum baru.
            Guru, digugu dan ditiru. Masihkah slogan itu berlaku? atau hanya sebagai slogan klise yang sudah kuno? Murid sekarang saja sedikit yang menghargai gurunya. Demikian juga pemerintah, banyak yang memandang rendah terhadap guru, sehingga orang pun tidak termotivasi menjadi guru. Padahal, tanpa sosok Oemar Bakri ini, tidak akan ada yang namanya Habibi.
            Yang tidak bisa dilupakan adalah Indonesia dihadapkan pada kasus yang mencoreng nama pendidikan. Kasus jual beli gelar yang dipraktekkan oleh IMGI. Cara memperoleh gelar ini sangatlah mudah, anda tinggal menyetor 10 – 25 juta dan anda dengan mudah sudah mendapatkan gelar yang anda inginkan. Tinggal pilih, apakah S1, S2, atau S3. Benar-benar memprihatinkan. Dan tidak tanggung – tanggung yang pernah membeli gelar dari IMGI ini sekitar 5000 orang. Ini adalah protet buram masyarakat Indonesia yang terlalu memuja gelar melampaui batas.
Sudah menjadi rahasia umum jika pendidikan di Indonesia sekarang sangat mahal. Masuk TK saja bisa mencapai ratusan ribu maupun jutaan rupiah, belum lagi kalau masuk SD – SMP – SMA – Universitas yang favorit. Kalau dihitung, seseorang yang masuk TK sampai dengan universitas yang favorit akan menghabiskan 100 juta lebih. Padahal Malaysia, Jerman, bahkan Kuba sekalipun bisa membuat pendidikannya sangat murah dan dapat diakses oleh sebagian besar lapisan masyarakatnya. Lalu bagaimana caranya agar pendidikan di Indonesia bisa murah? Ini bukan persoalan gampang dan jelas butuh pemikiran mendalam.
            Jika kita bandingkan dengan negara – negara tetangga, maka dalam dunia pendidikan, Indonesia masih harus belajar banyak. Padahal pada waktu tahun 70an sampai 80an keadaan pendidikan di Indonesia dan Malaysia tidak begitu berbeda dan beberapa guru dari Indonesia dibawa ke Malaysia untuk membantu. Sekarang pendidikan di Malaysia sudah termasuk yang paling baik di dunia. Tetapi bagaimana dengan perkembangan pendidikan di Indonesia? Bisa dikatakan bahwa pendidikan di Indonesia sama sekali tidak mengalami kemajuan.
            . Satu – satunya jalan untuk mencerdaskan bangsa adalah dengan meningkatkan pendidikan demi untuk menjadikan bangsa yang cerdas melalui sistem pendidikan nasional yang menyeluruh dan terencana. Selama manusianya cerdas maka ia mempunyai kebijakan dan kebajikan dalam jiwanya. Semuanya baru dapat terwujud melalui pendidikan yang tertata rapi. Pendidikan yang mampu mencerdaskan, menguasai sains dan teknologi. Itulah nanti yang akan mengubah bangsa Indonesia menjadi Indonesia baru.
            Jadi kita sebagai generasi penerus harus memikirkan bagaimana dunia pendidikan Indonesia kedepannya. Karena kitalah yang harus menumbuhkan jiwa independensi, menggerakkan pernyataan diri dan para pendidik, mengajar siswa untuk hidup dalam harmoni dengan menghargai adanya perbedaan. Ke depannya, sistem pendidikan harus berubah dari instruksional menjadi motivasional berprestasi, berkreasi, dan berbudi pekerti. Pastinya kita semua tidak akan mau melihat Negara kita tercinta terus terpuruk dalam keterbelakangan dunia pendidikan bukan? Maka dari itu mulai sekarang kita harus mulai memikirkan mau dibawa kemana nantinya pendidikan Indonesia ini? Menjadikan dunia pendidikan kita sukses, bermutu tinggi serta dapat terjangkau oleh berbagai kalangan. Tentunya hal itu tidak mudah tapi itulah yang menjadi PR untuk kita semua. Teruslah berusaha dan jangan mudah menyerah dalam memajukan kwalitas dunia pendidikan Indonesia. Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga bermanfaat bagi kita semua. Mohon maaf apabila ada kesalahan dan kekurangan dari apa yang telah saya sampaikan. Sekian dan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr Wb.

Minggu, 23 Januari 2011

NARKOBA


Narkoba merupakan kata yang tidak asing lagi di telinga kita. Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat – obatan berbahaya. Selain "narkoba", istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah Napza yang merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif. Baik "narkoba" atau napza, mengacu pada sekelompok zat yang umumnya mempunyai risiko kecanduan bagi penggunanya. Menurut pakar kesehatan narkoba sebenarnya adalah psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioparasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini presepsi itu disalah gunakan akibat pemakaian yang telah di luar batas dosis.

Hingga kini penyebaran narkoba sudah hampir tak bisa dicegah. Karena saat ini penduduk dunia bisa dengan mudah mendapatkan narkoba dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Misalnya saja dari bandar narkoba yang senang mencari mangsa didaerah sekolah, diskotik, tempat pelacuran, dan tempat-tempat perkumpulan genk. Tentu saja hal ini bisa membuat para orang tua, ormas dan pemerintah khawatir akan penyebaran narkoba yang begitu meraja rela.
Upaya pemberantas narkoba pun sudah sering dilakukan, namun masih sedikit kemungkinan untuk menghindarkan narkoba dari kalangan remaja maupun dewasa. Bahkan anak-anak usia SD dan SMP pun banyak yang terjerumus narkoba. Hingga saat ini upaya yang paling efektif untuk mencegah penyalahgunaan Narkoba pada anak-anak yaitu dari pendidikan keluarga. Orang tua diharapkan dapat mengawasi dan mendidik anaknya untuk selalu menjauhi Narkoba.
Tidak ada satu keuntungan pun yang kita dapatkan dari mengkonsumsi narkoba dengan dosis tinggi. Bahkan dari segi medis narkoba dapat meracuni sistem saraf pusat (otak), penurunan kualitas berpikir dan daya ingat, merusak berbagai organ vital seperti hati, ginjal, jantung, paru-paru dan sumsum tulang, bisa terjangkit penyakit hepatitis atau HIV/AIDS dan kalau sampai over dosis bisa langsung mati.
            Hidup ini penuh dengan pilihan. Sebagian adalah pilihan yang benar dan sebagiannya lagi adalah salah. Kita bebas menentukan pilihan arah hidup kita. Tapi ingat, yang menyangkut narkoba ada dua pilihan, yakni : HIDUP atau MATI! Tolaklah Narkoba, maka kamu akan menjadi pemenang dalam hidup ini. Sudah terlalu banyak yang berawal dari coba-coba lalu menjadi ketagihan dan malapetaka! Mengapa bisa demikian? Hal tersebut disebabkan karena berbagai alasan, antara lain:
1. Sekali kamu mencoba narkoba, kamu bisa ketagihan seumur hidup.
2. Jalan terbaik menghadapi narkoba adalah tidak mencobanya sama sekali.
3. Sekali kamu ketagihan, akibatnya secara kejiwaan tidak akan hilang seumur hidup.
4. Sekali mencoba akibatnya kamu menjadi budaknya seumur hidup.
Katakan tidak pada narkoba! Mengapa? Karena narkoba dapat merusak generasi penerus bangsa. Katakan tidak pada narkoba. Mengapa? Karena jika kita katakana ya, berarti kita perlahan – lahan menurunkan peringkat manusia diantara makhluk – makhluk yang lain, berarti kita memundurkan peradaban kita dibandingkan mahluk di semesta ini. Katakan tidak pada narkoba. Mengapa? Karena itu perlu. Jika kita memikirkan  ini  hingga ke pokok yang paling   luas. Jadi, katakan tidak pada narkoba. Jangan kita rusak generasi penerus hanya dengan narkoba. Hindari narkoba demi masa depan bangsa. Mari kita galakkan gerakan anti narkoba.

Senin, 10 Januari 2011

Kata-kata Mutiara di Film Spongebob Squarepants



1.   “Pengetahuan tidak dapat menggantikan persahabatan. Aku (Patrick) lebih suka jadi idiot daripada kehilanganmu (Spongebob)”


2.   Spongebo   : Apa yg biasanya kau lakukan saat aku pergi?
Patrick      : Menunggumu kembali..

3. Saat sponge bob menjadi kaya, dia melupakan patrick.Saat teman – temannya kaya, mereka pergi dari spongebob.  Lalu spongebob memohon kepada patrick dan patrick berkata:

“Kalau uang bisa membuatku melupakan sahabat terbaikku, maka aku lebih memilih untuk tidak punya uang sama sekali”


4. Saat patrick di fitnah mencuri jaring ubur – ubur spongebob, patrick berkata:

“Tak apa kawan.. aku mungkin hanya bintang laut yang jelek.. lebih baik aku pergi dari bikini bottom.. ini, ambil saja barang - barangku.. tapi aku tak pernah mengambil jaring mu kawan..”

(Patrick dituduh nyolong jaring dan dia sabar aja)


5. Patrick berteriak : 'AKU JELEK DAN AKU BANGGA!!!'


6. Kalau kamu memberitahukan rahasia kepada seseorang, maka itu namanya bukan rahasia lagi.


7. Pas spongebob mau masuk anggota jelly spotter.. terakhirnya patrick bilang:

“Pemujaan yang berlebihan itu tidak sehat..”


8. Waktu itu ortu Patrick mau datang jenguk anaknya. Tapi Patrick takut dikatain bodoh sama ortunya. Demi Patrick, SpongeBob bela - belain akting jadi orang bego biar ortu Patrick ga ngatain anaknya bego. Trus Patrick bilang ke SpongeBob:
    “TEMAN ADALAH KEKUATAN”


9. Waktu patrick dianggap ada keturunan raja terus mulai ngambil barang - barang milik orang lain, terus dia berkata:
    “Hidup itu memang tidak adil, jadi biasakanlah dirimu . . . “

10. Waktu sponge bob mau les nyetir buat dapetin sim..

“seharusnya kau belajar berjalan dulu nak, baru lah kau bisa berlari..”


11. Waktu episode yang si spongebob nyari spatula baru, terus dia dapet spatula yg emas (klo ga salah), tapi si spatula emasnya ga nurut sama si spongebob akhirnya dia balik pake spatulanya yang lama. Trus si spongebob ngomong:

       “Ternyata semua yang berkilau itu belum tentu emas”

Jumat, 07 Januari 2011

Remember!!!

G_O_S


Things that are a must to enter an elite university. the know how of getting a perfect score on your tests.

1.never stay up the night before the test.
2.working on the same problem over and aver is tedious. use various methods to solve the problems.
3.memorize and memorize until you fall asleep.

your brain have the capability of reviewing the things you've learned just until fall asleep, do your best to memorize as much as possible.
Then it will be possible for you get a perfect score.