Jumat, 02 November 2012

MAHABBAH FILLAH


Ada empat macam kecintaan, berikut ini adalah penjelasan dan status kebolehannya dalam menempati hati kita:
1. Mahabatullah (cinta kepada Allah), adalah dasar utama keimanan.
2. Al-mahabbah fillah (cinta karena Allah), yaitu loyalitas kepada kaum mukminin dan mencintai mereka secara global. Adapun secara individu di antara mereka, masing-masing dicintai sesuai dengan kadar kedekatan dan ketaatannya kepada Allah, dan kecintaan ini hukumnya wajib.
3. Mahabbah ma’allah (kecintaan bersama Allah), yaitu mencintai selain Allah dalam kecintaan yang wajib sama seperti mencintai Allah, seperti kecintaan kaum musyirikin terhadap berhala berhala mereka. Kecintaan seperti ini adalah pokok syirik.
4. Mahabbah thabi’iyyah (kecintaan yang wajar), seperti mencintai kedua orang tua, anak-anak, mencintai makanan dan lainnya, kecintaan ini adalah boleh.
(Sumber: Tafsir Al-’Usyr Al-Akhir dari Al’Qur’an Al. Karim Disertai Hukum-Hukum Penting Bagi Seorang Muslim).

Mahabbah fillah merupakan konsep cinta yang sesungguhnya, inilah konsep cinta yang kekal, abadi dan yang akan menolong kita dari kengerian hari kiamat. Karena mahabbah fillah adalah salah satu tanda orang yang mendapatkan naungan pada hari kiamat ketika tidak ada naungan kecuali naungan Allah.

Oleh karena itu, kita mencintai sesuatu apapun baik kekasih, guru, sahabat, teman, orang tua, hewan peliharaan dan lain sebagainya hendaknya dikarenakan Allah SWT, agar cinta kita itu di nilai ibadah. Bukankah niat itu sangat berpengaruh dalam perbuatan kita? Oleh karena itu semua ibadah harus diniatkan kerena Allah SWT. Inilah yang di sebut dengan mahabbah fillah (cinta karena Allah).

Rasa cinta di dalam hati kadang kala membuat kita lupa akan segala hal yang ada dikenyataan kita, kadang pula kita memaknai cinta sebagai hal yang lumrah dan wajar bagi kita. Tetapi pada hakikatnya cinta adalah rahmat dari Allah SWT dan merupakan salah satu nikmat-Nya yang paling besar bagi diri kita sebagai seorang hamba Allah SWT oleh karena itu jagalah cinta, jangan sekali-kali engkau nodai cinta yang suci ini wahai Bani Adam. Dan jagalah ia jangan sampai hilang di telan oleh lumpur hidup yang siap menelan kapan saja. 

Jikalau cinta sudah di rasuki oleh kata “karena Allah” maka sungguh nikmat dan begitu syahdunya. Jika cinta ini dimaksudkan mencintai makhluk Allah SWT yang merupakan barang fana (tidak kekal), maka kita pun akan berpisah dengan sesuatu yang kita cintai itu karena ada sebuah perkataan “ada pertemuan dan pasti ada perpisahan”, tetapi bagi orang yang sudah di rasuki oleh kata “karena Allah” maka ia tidak akan kecewa dan tidak akan menyesal yang berlarut. Cinta yang dikarenakan Allah SWT akan memegang prinsip “cintailah kekasihmu jangan berlebihan” karena cinta yang hakiki dan yang sebenarnya adalah cinta kepada penciptanya.

Marilah untuk merubah konsepsi kita dari cinta buta yang milik berdua kepada cinta milik bersama, karena alangkah indahnya saat hati ini melihat dan mengajak bersama-sama untuk menuju surga-Nya Allah SWT yang kekal dan Abadi.